PEREMPUAN BERANGKAT DARI SEJARAH
Oleh : Lestari Chen
Beranjak dari landasan teori yang diulas oleh Dosen
Antropologi UNIMED, Prof. Bungaran
Antonius Simanjuntak dalam buku Harmonious
Family (2013:7) pada makhluk manusia purba dulunya dikenal perkawinan
bergerombol. Keturunan mereka tidak mengenal ayah tetapi mengenal ibu, yang mereka sebut inang pengasuh. Para
ahli menamakannya sebagai metronymic dengan
kekuasaan ada dibawah kekuasaan ibu yang dinamakan matriarchal. Garis keturunan yang berkembang ialah garis keturunan
ibu matrilineal.
menurut L.H Morgan (1980:41) manusia hidup melalui 8
fase untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya
fase berburu dan meramu makanan. Fase ini dikenal sebagai fase kelompok
primitif. Pekerjaan berburu biasanya dilakukan oleh laki-laki, sementara
perempuan bertugas untuk meramu makanan. Selain itu, perempuanlah yang pertama
kali menemukan dan mengembangkan sistem bercocok tanam. Inilah sebabnya, dalam
pelajaran Antropologi dijelaskan bahwa garis matrilineal, garis ibu yang lahir
pertama kalinya.
Hal ini menjelaskan bahwa perempuan pernah menempati
kedudukan penting dalam hubungan produksi. Pada awalnya sistem bercocok tanam
hanya sebatas pelengkap untuk menutupi kekurangan terhadap kebutuhan kelompok.
Namun, seiring perkembangan kebutuhan kelompok
yang terus meningkat, serta sistem bercocok tanam terus berkembang pesat,
maka sistem berburu mulai ditinggalkan. Diganti dengan sistem bercocok tanam. Saat
itu laki-laki mulai mengambil alih sistem bercocok tanam dan mendominasi dalam
hubungan produksi. Laki-laki kemudian menempatkan perempuan pada pekerjaan
rumah tangga.
Berkembangnya temuan seperti api dan logam dimasa primitif,
telah mengembangkan kemampuan masyarakat untuk melahirkan tombak dan uang.
Peran kepala suku mulai beralih menjadi penumpuk kekayaan dan memaksa anggota
kelompok untuk menyerahkan miliknya kepada kepala suku. Jika tidak kepala suku
akan menindas melalui aparat bersenjatanya.
Dengan demikian corak produksi kelompok primitif
hancur. Digantikan oleh corak produksi baru yaitu kehidupan masyarakat didasarkan
atas hubungan penindasan antar klas yang disebut dengan masa kepemilikan budak.
Dalam masa kepemilikan budak, sebagian besar perempuan berada dalam klas budak tidak
memiliki hak apapun atas dirinya.
Penindasan terhadap perempuan, dapat dilihat pada
aspek memposisikan perempuan sebagai barang milik pribadi. Ini bisa dilihat,
ketika kepala suku memposisikan perempuan sebagai milik pribadinya,”Kamu tidak
boleh berhubungan seks dengan orang lain selain saya, namun saya bisa saja
berhubungan seks dengan semua perempuan
yang saya miliki.” Praktek ini yang mengilhami terjadinya keluarga monogami
ataupun poligami, bergaris keturunan laki-laki (patrilineal).
Jika kita lihat dari segi agama, perempuan dimasa
jahiliyah pada umumnya tertindas dan terkungkung. Tapi tidak menutup
kemungkinan fenomena ini menimpa diseluruh belahan dunia. Bentuk penindasan
dimulai sejak kelahiran sang bayi. Aib besar bagi seorang ayah bila memiliki
anak perempuan. Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup. Ada yang
membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina. Bahkan perempuan
dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris.
Tidak hanya itu, Adat tradisi budaya timur juga
mengekang kebebasan perempuan Indonesia. Adat yang mengharuskan perempuan di rumah
mengasuh anak, mendidik -anaknya, memberikan kasih sayang, menyusui, serta melaksanakan
tugas lain yang dikhususkan untuk perempuan.
Kebudayaan Timur lebih mementingkan pandangan yang
megikat perempuan pada ,kodrat dan takdir, sehingga adanya pembatasan ruang
gerak perempuan. Seorang perempuan tidak berhak
mencampuri urusan yang bersangkutan dengan laki-laki. Kebudayaan Timur terlalu
menitik beratkan bahwa laki-laki memiliki banyak ruang gerak dan kebebasan
dibanding perempuan.
Sistem kehidupan masyarakat Indonesia yang bersifat
patriarkal merupakan penyebab nyata perempuan tidak dianggap mempunyai peran
banyak di masyarakat, kecuali dalam mengurus rumah tangga dan menjalankan
segala aturan adat istiadat. Banyak kesenjangan gender yang terjadi, mencakup
berbagai bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, politik, domestik,
dan publik. Pemerintahan dan beban ganda termasuk didalamnya. Ini timbul karena salah penafsiran sistem
patriarki pada masyarakat Indonesia yang telah lama tertanam kuat, tidak bisa
diubah begitu saja.
Menjadi seorang perempuan bukanlah sesuatu hal yang
mudah (simple), karena pada
kenyataannya baik itu sejarah awal kehidupan manusia, agama, adat dan tradisi
bahkan budaya, telah memperlakukan perempuan dengan keterbatasan untuk
memperoleh kebebasan. Walaupun kini zaman telah menjelma menjadi zaman yang
modern, tetap saja aturan-aturan yang telah tertanam beratus tahun lamanya telah
meninggalkan kesan yang membatasi perempuan.
Bagi
kesadaran para perempuan terhadap zaman yang semakin maju, gagasan tentang nasib ataupun
kodrat yang nyaris tidak bisa diubah terasa tidak adil. Setiap manusia, baik
itu perempuan maupun laki-laki memiliki kesetaraan dan dapat maju, Sejauh
kemampuan dan kesempatan memungkinkan. Pada zaman dulu perempuan menerima
begitu saja indentitas dirinya yang sangat dibatasi dengan “kebebasan”. Dengan
demikian banyak anggapan bahwa sosok perempuan selalu tertindas secara menyakitkan
namun hal itu “Salah Besar!” dan “Sangat Tidak Benar!” Hampir segalanya telah
berubah sejak masa emansipasi perempuan melanda bagai air bah di negara Indonesia.
R.A kartini merupakan salah satu Tokoh adanya gerakan
emanispasi perempuan. Beliau mengharapkan adanya kebebasan bagi seluruh perempuan
agar dapat hidup mandiri.
Hal demikian tersirat dalam sepenggal surat Kartini kepada Ny Van Kol 21 Juli 1902 yang isinya:
Hal demikian tersirat dalam sepenggal surat Kartini kepada Ny Van Kol 21 Juli 1902 yang isinya:
Pergilah….
Laksanakan cita-citamu
Kejarlah untuk hari depan
Kejarlah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas, dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu.
Laksanakan cita-citamu
Kejarlah untuk hari depan
Kejarlah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas, dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu.
Arus emansipasi ini semakin meluap
membawa kemajuan baru pada transformasi sosial terhadap keadilan kaum perempuan.
Ada banyak perempuan hebat Indonesia yang mampu membuktikan arti sebuah
kesetaraan, seperti Megawati Soekarno
Putri perempuan yang luar biasa ini pernah menjadi ibu pemimpin Negara, periode 2001-2004. Kini beliau sedang genjarnya
melakukan berhalatan di dunia politik dengan partai yang telah lama diayominya
yaitu PDI Perjuangan. Selain itu, Popularitas Sri
Mulyani misalnya di mata internasional semakin berlinang. Ibu Susi perempuan cerdas yang kini berada pada salah
satu kabinet kerja Pak Jokowi,Mantan menteri keuangan
Indonesia itu kembali masuk dalam jajaran perempuan paling berpengaruh di
dunia.
Bukan hanya mereka saja, bahkan banyak sekali perempuan Indonesia hebat lainnya yang menjadi seorang pemimpin, perempuan karir, serta mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini menjadi suatu bentuk adanya kehidupan kosmpolitan yang berhasil melahirkan kehidupan-kehidupan dikhomostik, dan terbukti perempuan memiliki peran baik dalam bidang domestik maupun public. Perempuan tidak diam didalam kandang kesepian, melakukan yang terbaik adalah impian seluruh manusia, tanpa adanya batasan apapun itu. Tuntutan zaman dapat memudarkan dan menghilangkan kata bahwa nasib ataupun kodrat perempuan hanya mampu mengerjakan kegiatan terkait dengan sumur, dapur dan kasur.
Dengan demikian perlu kita ketahui bahwa dunia bukanlah semata-mata milik laki-laki. Kehadiran perempuan memberikan sumbangan yang khas bagi dunia. Dengan segala keistimewaan perempuan mewarnai dunia sehingga antara laki-laki dan perempuan menujukan adanya keseimbangan dan kesetaraan.
Bukan hanya mereka saja, bahkan banyak sekali perempuan Indonesia hebat lainnya yang menjadi seorang pemimpin, perempuan karir, serta mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini menjadi suatu bentuk adanya kehidupan kosmpolitan yang berhasil melahirkan kehidupan-kehidupan dikhomostik, dan terbukti perempuan memiliki peran baik dalam bidang domestik maupun public. Perempuan tidak diam didalam kandang kesepian, melakukan yang terbaik adalah impian seluruh manusia, tanpa adanya batasan apapun itu. Tuntutan zaman dapat memudarkan dan menghilangkan kata bahwa nasib ataupun kodrat perempuan hanya mampu mengerjakan kegiatan terkait dengan sumur, dapur dan kasur.
Dengan demikian perlu kita ketahui bahwa dunia bukanlah semata-mata milik laki-laki. Kehadiran perempuan memberikan sumbangan yang khas bagi dunia. Dengan segala keistimewaan perempuan mewarnai dunia sehingga antara laki-laki dan perempuan menujukan adanya keseimbangan dan kesetaraan.
0 komentar:
Posting Komentar